Suspensi Dibuka, Saham BREN Malah Ambles
Monday, May 06, 2024       13:39 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk () terpantau ambles pada perdagangan sesi I Senin (6/5/2024), setelah suspensinya dibuka kembali oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga pukul 12:00 WB, saham ambles 2,78% ke posisi harga Rp 9.600/unit. Pada sesi I hari ini, saham diperdagangkan di rentang harga Rp 9.150 - Rp 9.725 per unit.
Saham pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 5.676 kali dengan volume transaksi mencapai 8,78 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 82,81 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 1.284,35 triliun, masih berada di atas saham PT Bank Central Asia Tbk () yang saat ini mencapai Rp 1.211,18 triliun.
Dari  orderbook -nya, pada order bid atau beli, harga Rp 9.450/unit menjadi yang paling banyak antrean belinya pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1.013 lot atau sekitar Rp 957 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, posisi harga Rp 9.800/unit menjadi yang paling banyak antrean jualnya pada sesi I hari ini, yakni sebanyak 1.871 lot atau sekitar Rp 1,8 miliar.
Saham ambles setelah BEI membuka kembali suspensi pada pagi hari ini. Sebelumnya, BEI menghentikan sementara (suspensi) saham pada Jumat pekan lalu
Mengutip keterbukaan informasi, BEI mensuspensi saham seiring terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan dan dalam rangka  cooling down  sebagai bentuk perlindungan bagi investor.
"Penghentian sementara perdagangan saham tersebut dilakukan di pasar regular dan pasar tunai," demikian dikutip dari keterbukaan BEI.
BEI menyatakan, suspensi ini untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham .
Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.
Hal ini dilakukan oleh BEI mengingat pergerakan saham sebelum disuspensi mengalami kenaikan yang signifikan.
Dalam sepekan terakhir saja, sudah melesat hingga 11,3%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, sudah melonjak hingga 76,15%. Bahkan dalam enam bulan terakhir, tercatat meroket 306,78%. Adapun sepanjang tahun ini, sudah melejit 28,43%.
Tak hanya itu saja, kenaikan saham yang signifikan membuatnya menjadi saham terjumbo di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasarnya hingga saat ini, meski pada hari ini posisinya hampir kembali disusul oleh .
Sebelum disuspensi, selisih kapitalisasi pasar dengan cukup jauh. Hal ini tentunya berbeda dengan Desember 2023 yang hanya bersifat sementara.
 Sanggahan:   Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 
(chd/chd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM